Istilah rendemen mengacu pada prosentase perbandingan volume bersih kayu yang bisa dipakai terhadap volume kayu bulat / log utuh.
Contoh kasus:
Log diameter 40cm panjang 2 meter, akan dijadikan papan dengan ketebalan bersih komponen 25mm.
maka pada pembelahan sawmill harus ditambahkan +/-5mm sebagai spelling planner / penghalusan. Sehingga output papan dari sawmill harus diatur 30mm.
Harus diingat pula ketebalan gergaji sawmill juga menciptakan ruang yang mengurangi rendemen, biasanya sekitar 7 - 10mm.
faktor lain yaitu kulit kayu. biasanya pada pemotongan awal harus dibuang +/-2cm
Perhitungannya sbb:
Volume log awal = diameter 40cm x panjang 2m = 0.2512m3
Hasil potongan kasar (dari sawmill) = 0.1761m3
Rendemen sampai tahap sawmill = 0,1761 : 0,2512 x 100% = 70%
Selanjutnya setelah diplanner, dari ketebalan papan 30mm harus dijadikan 25mm, sehingga volume kayu menjadi 0.1467 m3, rendemennya menjadi 58%.
INGAT, angka 58% ini adalah hasil maksimal yang bisa dicapai karena menggunakan ilustrasi penampang log yang benar2 bulat, sementara pada kenyataannya penampang log tidak beraturan bentuknya.
Masih bisa terkurangi lagi oleh cacat kayu, kayu putih / sapwood, dll.
Selanjutnya pemotongan lagi menjadi komponen yang lebih kecil, tidak kami bahas disini karena sangat banyak variasinya. Hanya saja yang dapat diingat yaitu semakin kecil ukuran komponen maka semakin kecil pula rendemennya.
Pengalaman kami menunjukkan rendemen untuk kayu jati berada pada 20-25%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar